MASA DEPAN PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DI INDONESIA BERDASARKAN KONTRUKSI HUKUM NON-CONVICTION BASED ASSET FORFEITURE

Widya Castrena Budi Dharma

Abstract


Abstract

This research aims to determine the legal construction of Non-Conviction Based Asset Confiscation in the Criminal Asset Confiscation Bill in Indonesia. Besides that, it also examines the Best Practice of Non-Conviction Based Asset Forfeiture as a concept for confiscation of criminal assets in several countries as well as prospective policies for implementing Non-Conviction Based Asset Forfeiture in Confiscation of Criminal Assets in Indonesia. This research was conducted through a statutory approach, a Conceptual Approach and a Comparative Approach. The results of the research show that the Non-Conviction Based Asset Forfeiture legal construction in the Criminal Asset Confiscation Bill in Indonesia is a new regulatory construction that allows the return of assets resulting from criminal acts without punishment in criminal courts. With this mechanism, there is an opportunity for the state to confiscate all assets that are suspected to be the proceeds of criminal acts and other assets that are suspected to be used or have been used as instruments (instrumentalities) for committing criminal acts. Best Practices for Non-Conviction Based Asset Forfeiture are currently only being implemented in common law states. The challenge of implementing non-conviction-based asset confiscation in the application of criminal assets in Indonesia must be in harmony and harmony with Human Rights. Based on this, the Asset Confiscation Bill must be enriched and updated, namely by studying the application of assets in civil law countries. Criminal asset confiscation must be carried out carefully and the Criminal Asset Confiscation Bill must regulate certain criminal acts.

Keywords : Legal Construction, Asset Confiscation, Non-Conviction Based Asset Forfeiture.

 

Abstrak

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kontruksi hukum Non-Conviction Based Asset Forfeiture dalam RUU Perampasan Aset Tindak Pidana di Indonesia. Selain itu juga mengkaji Best Practice  Non-Conviction Based Asset Forfeiture sebagai konsep perampasan aset tindak pidana di beberapa Negara serta prospektif tantangan penerapan Non-Conviction Based Asset Forfeiture dalam Perampasan Aset Tindak Pidana di Indonesia. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan perundang-undangan (Statute approach), pendekatan konsep (Conceptual approach), dan pendekatan perbandingan (Comparative approach). Hasil penelitian menunjukan bahwa, kontruksi hukum Non-Conviction Based Asset Forfeiture dalam RUU Perampasan Aset Tindak Pidana di Indonesia adalah suatu kontruksi pengaturan baru yang memungkinkan dilakukannya pengembalian aset hasil tindak pidana tanpa putusan pengadilan dalam perkara pidana. Dengan mekanisme ini, terbuka kesempatan bagi negara untuk merampas segala aset yang diduga merupakan hasil tindak pidana (proceed of crimes) dan aset-aset lain yang patut diduga akan digunakan atau telah digunakan sebagai sarana (instrumentalities) untuk melakukan tindak pidana. Best Practice Non-Conviction Based Asset Forfeiture saat ini baru dikaji di negara-negara common law. Tantangan penerapan non-conviction based asset forfeiture dalam perampasan aset tindak pidana di Indonesia harus selaras dan harmonis dengan Hak Asasi Manusia. Berdasarkan hal tersebut maka RUU Perampasan Aset harus diperkaya dan diperbarui yaitu dengan kajian-kajian pemberlakuan perampasan aset di negara-negra civil law, Perampasan aset tindak pidana harus dilakukan secara cermat dan RUU perampasan aset tindak pidana harus mengatur tindak pidana tertentu.

Kata Kunci : Kontruksi Hukum, Perampasan Aset, Non-Conviction Based Asset Forfeiture.


Full Text:

PDF

References


Agustine, Oly Viana. 2019. “RUU Perampasan Aset Sebagai Peluang Dan Tantangan Dalam Pemberantasan Korupsi Di Indonesia”. Jurnal Hukum Pidana dan Pembangunan Hukum, Vol.1 No.2 hlm.1-6.

Amrani, Hanafi. 2015. Hukum Pidana Pencucian Uang. UII Press, Yogyakarta.

Badan Pembinaan Hukum Nasional. 2015. Laporan Hasil Penyelarasan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Perampasan Aset Tindak Pidana. Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Jakarta.

¬¬____. 2022. Hasil Penyelarasan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tentang Perampasan Aset Terkait Dengan Tindak Pidana. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Jakarta.

Barnet, Tood. 2001. “Legal Fiction and Forfeiture: A Historical Analysis of the Civil Asset Forfeiture Reform Act”. Duquesne Law Review Fall, Vol.40 No.1 hlm.77-109.

Becker, Gerry. 1968. “Crime and Punishment”. Journal of Political Economy, Vol.76 No.2 hlm.169-217.

Cassella, Stefan D. 2003. “Provision of the USA Patriot Act relating to Asset Forfeiturein Transnasional Cases”. Journal of Financial Crime, Vol.10 No.4 hlm.303-307.

____. 2006. “Recovering the Proceeds of Crime From the CorrespondentAccount of a Foreign Bank”. Journal of Money Laundering Control, Vol.9 No.4 hlm.401-415.

Clarke, Ben. 3-7 Desember 2001. Confiscation of Proceeds of Crime: Australian Response?. Disampaikan dalam 2nd World Conference on Investigation on Crime. ICC. Durban.

Ginting, Yuni Priskila. 2021. “Pemberantasan Pencucian Uang dengan Pendekatan Follow the Money dan Follow the Suspect”. Jurnal Mulawarman Law Review, Vol.6 No.2 hlm.105-114.

Greenberg, Theodore S. et al. 2009. Stolen Asset Recovery (A Good Practices Guide for Non-Conviction Based Asset Forfeiture). The International Bank for Reconstruction and Development / The World Bank, Washington DC.

Hauert, Scott A. 1994. “An Examination of the nature. Scope and Extent of StatutoryCivil Forfeiture?”. University of Dayton Law Review, Vol.20 No.1 hlm.159-201.

Husein, Yunus. 2008. Negeri Sang Pencuci Uang. Pustaka Juanda Tigalima, Jakarta.

Husodo, Adnan Topan. 2010. “Catatan Kritis atas Usaha Pengembalian Aset Hasil Tindak Pidana Korupsi? dalam Perampasan Aset Hasil Tindak Pidana”. Jurnal Legislasi Indonesia, Vol.7 No.4 hlm.577-606.

Levy, Leonard W. 1996. “A license to Steal: The forfeiture of Property”. Gato Journal. Chapel Hill. NC.: University of North Carolina Press. hlm. 152-154.

Mahendra, A.A. Oka. 2006. Kerjasama Bantuan Timbal Balik dalam Pengendalian Hasil Korupsi. Makalah disampaikan pada Seminar-Sinergi Pemberantasan Korupsi: Peranan PPATK dan Tantangan Asset Recovery ? dalam rangka Ulang Tahun ke-4 PPATK. Ruang Chandra. 4 April. Gedung Bank Indonesia Lt. 6. Kebon Sirih, Jakarta.

Nasution, Bismar. 2009. Anti Pencucian Uang: Teori dan Praktek. Books Terrace & Libray, Bandung.

Palma, Alvon Kurnia. dkk. 2014. Implementasi dan Pengaturan Illicit Enrichment (Peningkatan Kekayaan Secara Tidak Sah) di Indonesia. Indonesia Corruption Watch, Jakarta.

Pieris, John & Wiwik Sri Widiarty. 2007. Negara Hukum dan Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Pangan Kadaluarsa. Pelangi Cendikia, Jakarta.

Pohan, Agustinus. 2008. Pengembalian Aset Kejahatan. Pusat Kajian Anti Korupsi Fakultas Hukum UGM, Yogykarta.

Purwanti, Maidah. 2020. Kewajiban dan Tanggung Jawab Negara dalam Pemenuhan Hak Asasi Manusia. Link: https://lsc.bphn.go.id/artikel?id=365. Diakses pada tanggal 29 Mei 2023.

Purwoleksono, Didik E. 2014. Hukum Pidana. Airlangga University Press, Surabaya.

Ristianto, Christoforus. Pengamat: Koruptor Lebih Takut Miskin daripada Mati. Link: https://nasional.kompas.com/read/2019/07/30/15344231/pengamat-koruptor-lebih-takut-miskin-daripada-mati. Diakses pada tanggal 29 Mei 2023.

Romantz, David Scott. 1994. “Civil Forfeiture and The Constitution: A Legislative Abrogation of right and The Judicial Response: The Guilt of the Res”. Suffolk University Law Review.

Santoso, Bambang. 2007. “Relevansi Pemikiran Teori Robert B Seidman Tentang ‘The Lawof Non Transferability Of The Law’ Dengan Upaya Pembangunanhukum Nasional Indonesia”. Jurnal Yustisia, Edisi No.70 hlm.1-8.

Saputra, Refki. 2017. “Tantangan Penerapan Perampasan Aset Tanpa Tuntutan Pidana (Non-Conviction Based Asset Forfeiture) dalam RUU Perampasan Aset di Indonesia”. Jurnal Integritas, Vol.3 No.1 hlm.115-130.

Soerjono, Soekanto. dan Sri Mamudji. 2001. Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat. Rajawali Pres, Jakarta.

SS. 18 Mei 2023. Supres Diterima, DPR: RUU Perampasan Aset Segera Dibahas. Link: https://kliklegal.com/supres-diterima-dpr-ruu-perampasan-aset-segera-dibahas/. Diakses pada tanggal 29 Mei 2023.

Western Australia Parliament. 7 Februari 2018. Search Parliamentary Debates (Hansard). Link: https://www.wa.gov.au/service/justice/administrative-law/search-parliamentary-debates-hansard. Diakses pada tanggal 29 Mei 2023.




DOI: http://dx.doi.org/10.20884/1.jih.2023.9.2.385

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JURNAL IDEA HUKUM (ISSN Online: 2442-7241 | ISSN Print: 2442-7454) is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Preserved in LOCKSS, based at Stanford University Libraries, United Kingdom, through PKP Private LOCKSS Network program.